Apa itu Tahfidz Al-Qur’an?

Dalam setiap Pondok Pesantren ada satu pelajaran wajib yang tidak boleh ditinggalkan yakni pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an sebagai bekal ilmu para santri dalam memahami isi Al Qur’an dan menapaki kehidupan. Pada artikel ini akan membahas tujuh hal tentang Tahfidz Al Qur’an.

Pertama, Tahfidz berasal dari bahasa Arab yang artinya menghafal dalam hal ini adalah Al-Qur’an sebagai kitab suci kaum muslimin. Adapun proses yang dilakukan para santri yakni mempelajari, membaca, menghafal, dan memahami seluruh kandungan makna dari Al-Qur’an dengan tujuan menjaga serta mengamalkan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.

Kedua para santri dituntut bisa membaca serta menghafal dengan benar dalam setiap pengucapan huruf dan ayat sesuai hukum bacaan Al Qur’an yang disebut murojaah yang kemudian disetorkan kepada Ustadz ataupun Syaikh yang sudah hafal 30 Juz untuk didengar dan dicermati dan diperbaiki jika ada kesalahan pengucapan.

Ketiga, pengucapan Al qur’an tidaklah sama dengan berbicara bahasa Arab walaupun sama dalam bentuk bahasa dan tulisan Arab. Al qur’an sebagai kitab suci punya aturan baca sendiri yang biasa disebut tajwid jika seorang santri dalam menyetorkan bacaan ada kesalahan tajwid maka dia harus bisa dan berusaha keras memperbaiki karena Ustadz pembimbing tidak akan mengizinkan santri tersebut menambah hafalan ayat berikutnya. Baru boleh menambah hafalan jika memang lancar tanpa adanya kesalahan baca .

Keempat, seorang hafidz atau penghafal Qur’an rata rata memiliki kemampuan intelektual yang tinggi dan mempunyai daya ingatan yang kuat. Mereka terlihat lebih tenang dan berhati-hati dalam segala tindakan walaupun usia mereka masih muda. Mereka sangat disiplin dengan waktu karena terbiasa menjaga dan menambah hafalan Qur’an. Kebiasaan mereka fokus mengulang bacaan Al Qur’an akan memudahkan mereka menguasai bahasa Arab.

Kelima, seorang penghafal Qur’an pada dasarnya menjadi penjaga Qur’an karena dengan adanya mereka keaslian akan terus terjaga dari usaha pemalsuan dan merubah huruf, ayat ataupun bacaan Al Qur’an dari orang-orang yang tidak suka dengan agama Islam. Mereka selalu mendapat kedudukan tinggi dihadapan Allah Ta’ala maupun manusia.

Keenam, seorang penghafal Qur’an akan memiliki rasa percaya diri yang besar karena ada tanggung jawab besar untuk selalu siap menjadi imam sholat karena banyaknya hafalan dia daripada masyarakat pada umumnya. Mereka adalah calon pemimpin umat yang harus bisa menjawab tantangan perubahan zaman. Menjadi tempat masyarakat bertanya mengenai permasalah hidup yang dihadapi. Seorang penghafal Qur’an tidak lantas bersembunyi menjauhi umat dengan alasan menjaga hafalan tetapi mereka harus mengimplementasikan isi Al Qur’an dalam kehidupan bermasyarakat. Begitulah Nabi dan sahabatnya mereka hidup menjadi bagian masyarakat yang majemuk dengan berbagai latar pemahaman agama yang berbeda.

Ketujuh, Kesimpulannya pembelajaran Tahfidz Al Qur’an harus dilestarikan dan diperbanyak karena dari sanalah tercetak generasi emas kaum muslimin dan bangsa Indonesia. Mengingat betapa pentingnya keberadaan para penghafal Qur’an di tengah umat dan negara sebagai bagian jawaban dari berbagai tantangan masalah yang muncul.

Komentar via Facebook
BERITA ACAK:  Apa Itu Penerimaan Santri Baru (PSB)?
Tulisan Sebelumnya »
Tulisan Selanjutnya »